Sumber: Kompas.com |
Saya sedang tergila-gila dengan anime lawas. Setelah tempo hari saya menghabiskan waktu dengan menonton Ranma, kali ini anime yang akan saya bahas adalah Death Note. Sebuah anime yang memiliki reputasi luar biasa dengan genre fantasi thriller.
Saya pernah mendengar tentang anime ini ketika SMA. Namun, saya yang ketika itu masih muda belia dan tak tahu apa-apa tentang kepahitan hidup (ceile) menolak untuk menonton serial yang tokoh utamanya orang jahat. Anak muda memang begitu. Hanya suka yang hepi ending saja.
Setelah menikah dan mengalami seribu penderitaan cinta, akhirnya saya menemukan bahwa Death Note memang luar biasa menarik. Ia mengeksploitasi ketamakan bocah SMA yang memiliki kepintaran di atas rata-rata. Betapa kekuatan yang luar biasa bisa jadi senjata mematikan di tangan orang yang salah.
Sebagai tokoh bocah, Light Yagami memang oke banget sih. Ia memiliki psikopat terpendam yang sudah ditunjukkan penulis di awal cerita.
“Kehidupan memang sangat membosankan.”
Saya yang jelas punya otak biasa-biasa saja menjadi sangat penasaran apa yang ada di dalam pikiran orang jenius. Benarkan mereka merasa bosan dengan keseharian manusia yang dirasa hanya begitu-begitu saja?
Saya juga sering merasa bosan. Bosan cuci piring. Bosan cucian baju. Maaf, curhat. Wkwkwk.
Rasa bosan menjadi trigger pemicu masalah dalam serial ini. Shinigami alias malaikat pencabut nyawa yang kebosanan sengaja menjatuhkan buku Death Note. Manusia yang kebosanan bersenang-senang dengan memanfaatkan buku kematian untuk menjadi Firaun jenis baru.
Lalu, yang membuat plot cerita menjadi semakin menaik adalah keberadaan tokoh L sebagai antagonis dari bocah psikopat tadi. Ia sengaja memancing amarah bocah Yagami dengan memasang seseorang yang muncul di televisi. “
“Bunuh saja aku kalau bisa.”
Blam. Orang itu mati tepat saat masih on air. Sudah gila apa!
Dengan satu nyawa itu. L menjadi yakin bahwa tokoh misterius yang disebut Kira, nama sebutan untuk Yagami di dunia maya, adalah orang Jepang dan memiliki kendali atas kematian seseorang dari jarak jauh.
Saya sedikit kecewa karena melihat ternyata L kalah ganteng dibandingkan Light Yagami. Mental saya memang sudah rusak karena keseringan dapat wejangan di film korea bahwa orang baik pastilah ganteng.
L digambarkan seperti orang serampangan yang punya mata panda. Penampilannya justru lebih psikopat dibandingkan tokoh jahatnya. Lebih aneh pula. Tapi, pesonanya tetap nggak bisa ditolak.
Seorang diri, L bisa membuat deduksi tentang kemampuan misterius Yagami. Apalagi sekarang ada novel yang khusus menceritakan semesta L secara eksklusif. Aaak, saya pengen beli.
Animasi ini dirilis tahun 2006. Tahun segitu saya masih baru akil baligh dan sedang tergila-gila pada komik One Piece. Penulis dan animator komik ini adalah orang yang berbeda. Tsugumi Ohba sebagai penulis narasinya, sedangkan Takeshi Obata menjadi ilustratornya.
Sebenarnya, saya belum menyelesaikan serialnya jadi belum bisa menjelaskan lebih jauh. Selanjutnya akan saya tulis lagi setelah cuci piring. Sekian.
0 Comments
Post a Comment