Belakangan ini saya lagi demen nonton videonya konselor pernikahan di Youtube. Salah satu yang tonton adalah tentang “Tips dan Tahapan dalam Pernikahan” yang narasumbernya Indra Noveldy di akun Parentalk ID.
Menurut saya Indra Noveldy sebagai narasumber asik banget lah buat ditonton, Beliau ekspresif, lucu, dan amat realistis dalam menjelaskan huru–hara pernikahan ke emak-emak yang lagi nonton.
DI sini beliau menekankan pentingnya untuk bisa berbuat kebaikan sama pasangan untuk mengisi kembali tangki cinta di dalam pernikahan. Kadang, bukan kadang sih tapi sering, kebiasan jelek di dalam rumah tangga akan mengurangi saldo cinta yang ada di pasangan.
Contoh mudahnya adalah kebiasaan buruk suami untuk suka taruh handuk sembarangan atau ngambil baju di lemari secara serampangan. Untuk awal pernikahan, hal ini mungkin akan terlihat lucu dan menggemaskan. Lihat saja tiga bulan kemudian, hal seperti ini tentu nggak jadi cute lagi. Pengen nampol kan rasanya, mak-emak?
Itu baru masalah kebiasaan, belum lagi permasalahan serius yang benar-benar menguras emosi kayak duit, teror pertanyaan kapan punya anak, atau keberadaan orang ketiga seperti Lydia-nya Layangan Putus. Wkwk.
Cara Mengisi Tangki Cinta
Bicara soal pernikahan sendiri kadang suka merasa takjub sama interaksi antar suami dan istri. Di awal pernikahan, tentu kita akan menikmati masa bulan madu yang begitu indah. Yah, semua terasa drama korea lah. Gandengan tangan, tidur sambil pelukan walau tangan kram dan leher mati rasa yang penting daku tidak terpisah darimu.
Seiring waktu berjalan, interaksi ini saya rasa perlahan berubah. Nggak lagi pengen sama-sama melulu, hasratnya udah berubah. Kalau dulu pengen makan sama-sama, sekarang kalau punya anak yang penting bisa makan dengan cara gantian jaga anak.
Nah, makanya demi menjaga rumah tangga yang utuh, pasangan suami istri mesti mengisi tangki cinta di antara mereka. Bagaimana caranya? Dengan mengenali bahasa cinta pasangan kita di rumah.
Biasanya, bahasa cinta ini bisa terlihat dari bagaimana mereka memperlakukan pasangannya. Untuk istri yang suka ngajak gandengan suami pas di mal, kemungkinan besar ia memiliki bahasa cinta berupa physical touch. Kalau udah tahu gini, sering-sering aja kasih pelukan hangat sama pasangan.
Kalau pasangan suka memberi hadiah, ya berarti kemungkinan besar mereka suka diberi hadiah, berarti bahas cinta mereka adalah gift. Selian dua itu, ada bahasa cinta lain yakni berupa ucapan, pelayanan, dan quality time.
Mengenali Pasangan selama Pernikahan
Mengenali pasangan memang kadang gampang-gampang susah. Namanya juga manusia, kadang pikirannya terlalu sulit untuk diterka. Kan ada peribahasanya ya, “Dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati siapa yang tahu.”
Komunikasi jadi kata kunci yang cukup penting untuk bisa mengenali pasangan di rumah. Kalau saya sendiri rasanya menduga bahwa suami saya tipe yang memiliki bahasa cinta berupa pelayanan. Soalnya, ia tipe yang suka nyikat WC dan melakukan banyak pekerjaan rumah tangga lainnya kalau saya lagi ngeluh capek.
Makanya, saya berusaha sebisanya lah untuk bisa membalas hal itu dengan memasak sesuatu yang ia suka. Walaupun, nggak enak-enak banget, yang penting ada micinnya lah.
Kasus Rumah Tangga yang Disebutkan di Talkshow
Ada satu kasus rumah tangga yang cukup saya ingat karena dibahas oleh narasumbernya. Jadi, kliennya adalah pasangan yang pacaran selama 10 tahun. Ketika pernikahannya baru menginjak tahun pertama, mereka sudah berada di ambang perceraian.
Narasumber menekankan betapa penting untuk mengenali pasangan, latar belakang keluarganya, sampai soal bagaimana kisah pernikahan orang tuanya terdahulu. Dengan mengenali latar belakang pasangan secara menyeluruh, kita jadi bisa menganalisis masalah apa yang akan terjadi di masa depan dengan perbekalan yang sudah memadai.
Berbuat baik, terutama sama pasangan, jadi fondasi utama untuk menjaga tangki cinta senantiasa penuh. Yeah, bagaimanapun yang namanya teori emang gampang sih buat diucapkan tapi nggak untuk dilakukan. Selamat mengenali pasangan di rumah.
Baca juga: Persiapan Skripsi KLIP 2022, Pilih Fiksi atau Non-Fiksi?
0 Comments
Post a Comment