Saya baru ngerampungin nonton anime sederhana tentang cinta-cintaan anak SMA berjudul Wolf Girl and Black Prince. Anime ini nggak wah-wah banget sih. Yah, namanya juga cinta anak SMA, paling ya konfliknya nggak jauh-jauh dari kegalauan sendiri.
Blurb Wolf Girl and Black Prince
Awalnya, cewek bernama Erika ini secara nggak sengaja ngakuin di depan teman-temannya bahwa Kyoyua, cowok keren di sekolah sebagai pacarnya. Namun, Kyouya ternyata nggak mau begitu saja ikut dengan permintaan Erika untuk jadi pacar pura-puranya. Ia meminta Erika untuk jadi anjing peliharaanya sebagai balas jasa. Erika setuju.
Dari sini ceritanya bergerak. Erika jelas akan jadi pihak yang jatuh cinta sama Kyouya. Ia nembak dan tentu saja nggak langsung diterima. Emang sih, Kyouya digambarkan sebagai seseorang yang gloomy dan cukup punya kepribadian yang gelap, makanya gelarnya adalah black prince.
Lambat laun, ketika Erika sudah punya gebetan lain, Kyouya akhirnya sadar sama perasaannya sendiri. Ck, cinta emang gitu, suka datang terlambat, wkwk.
Plot Kisah Cinta yang Nggak Sehat di Wolf Girl and Black Prince
Sebenarnya plot kisah di mana karakter cewek setengah mati cinta sama si cowok, terus si cowok malah memanfaatkan cinta itu untuk kesenangannya sendiri emang udah jadi kisah yang umum di anime cinta-cintaan.
Kebanyakan karakter cewek yang cheerful, sabar, dan baik setengah mati ini akan jadi peluluh hati si karakter cowok yang dingin setengah mati. Sedingin kulkas freezer di rumahmu.
Namun, nampaknya hal ini nggak akan berlaku di dunia nyata. Banyak netizen yang nampaknya menyatakan kekesalannya dengan menuliskan di kolom komentar seperti ini:
Kalau kau tanya bagaimana mengenali red flag di pasanganmu, lihat saja hubungan Kyouya dan Erika.
Wkwk, gimana ya. Rasanya emang banyak kok kisah cinta di film dan drama yang nggak sesuai sama realita. Misalnya aja adalah adegan cium mendadak tanpa izin yang kadang ada di drama. Et, bukan cuman 'ada' sih, tapi banyak.
Kalau ginian diterapkan sih kayanya bakalan kena tabok atau tendangan maut (kalau pasangannya nggak terima). Bahkan, tindakan seperti ini kan masuk ke dalam kekerasan seksual kan ya. Hayo, loh.
Makanya, kalau saya sih sebagai penonton ya cukup menikmati cerita. Nggak perlu musingsin apakah relasi Erika dan Kyouya termasuk red flag atau enggak.
Masa Lalu Kyouya di Wolf Girl and Black Prince
Di episode akhir akan ada penjelasan tentang asal-muasal kesinisan Kyouya sama hubungan romantis. Kisah perceraian orang tuanya yang nggak baik jadi penjelasan mengapa Kyouya menutup hatinya sama percintaan, sampai Erika datang. Ciee.
Perubahan karakter karena orang lain memang kesannya manis, sih. Demi doi, aku rela deh berubah, asal bisa hidup sama-sama.
Prinsip gini juga tentu nggak berlaku di dunia nyata. Menurut saya sih, perubahan itu cuman bisa dilakukan sama orang yang bersangkutan. Nggak ada satupun orang lain yang bisa memaksakan perubahan kalau orang tersebut nggak mau.
Saya jadi ingat sama kata-katanya Raditya:
Menikahlah bukan dengan tujuan merubah pasangan
Saran saya buat Erika sama Kyouya: banyak-banyak aja komunikasi.
Bagaimanapun, saya menikmati kisah Wolf Girl and Black Prince ini. Kisahnya sederhana, jadi bisa dinikmati sebagai penawar dari kelelahan aktivitas harian.
Baca juga: The Tinder Swindler, Kisah Ayang yang Suka Membual
0 Comments
Post a Comment