Di momen jauh anak adalah waktu yang pas untuk baca novel baru. Kali ini saya lagi ngabisin sebuah novel pembunuhan karya Akiyoshi Rikako yang berjudul Girls in The Dark. Nama Akiyoshi Rikako sebenarnya saya dengar dari orang lain yang juga mengatakan bahwa novel pembunuhan dari penulis ini sangat uwoooo.
Makanya, saya akhirnya tergoda untuk beli buku fisiknya dan membacanya sampai habis. Hasilnya memang mantaaap, ceritanya gak cuman pencarian fakta, tetapi juga ada bumbu creepy dan tentu ada plot twist yang mengecoh pembaca.
Sinopsis Girls in The Dark
Kisah ini diawali oleh tokoh aku yang merupakan ketua klub sastra yang bernama Sumikawa Sayuri. Di sini ia menjelaskan tentang tradisi klub sastra di sebuah sekolah katolik putri. Di klub sastra ini ada sebuah budaya yang cukup unik, di mana anggotanya mesti makan nabe, sejenis makanan rebus-rebus dengan bahan campuran menggunakan mangkok besar di tengah meja.
Hal yang bikin seru adalah ketika anggota klub sastra mesti makan nabe ini di tengah kegelapan dengan bahan makanan rahasia yang mereka tidak tahu. Ditambah lagi, ritual ini mesti dilakukan sambil mendengarkan karya sastra yang dibuat dan dibacakan oleh salah satu anggota.
Untuk tahun ini, tema karya sastranya adalah tentang Shiraishi Itsumi, yang merupakan ketua klub sastra sebelumnya yang sudah mati karena hal misterius. Apalagi, Itsumi mati sambil memegang bunga lily, yang membuat segalanya jadi makin rumit.
Karya Sastra di dalam Girls in The Dark
Kelima anggota klub sastra ternyata membawakan naskah cerita yang merupakan analisis dari misteri kematian Itsumi. Masing-masing anggota memiliki bukti serta tuduhan terhadap kemungkinan pelaku atas pembunuhan Itsumi.
A menuduh B, B menuduh C, dan seterusnya. Semua anggota memiliki fakta tersembunyi yang tentunya akan mengejutkan pembaca.
Jujur sih, ini pertama kalinya saya membaca novel pembunuhan dengan gaya yang seperti ini. Sebenarnya, penulis memberikan fakta kepada pembaca lewat karya sastra masing-masing anggota klub. Tapi ya itu, pembaca mesti menyaring kebenaran di antara sekelumit kebohongan. Makanya, saya cukup kaget sama endingnya yang kayak ….kayak gitu.
Rasa Tegang di Girls in The Dark
Saya merekomendasikan buku Girls in The Dark sebagai novel pembunuhan dengan alur dan ending yang apik. Simpang siur fakta seputar kematian Itsumi jadi muara misteri di buku ini. Dengan adanya ketidakjelasan mengapa Itsumi mati dan siapa yang kemungkinan jadi pembunuhnya, saya cukup merasakan getar-getar rasa atut saat membaca buku ini.
Meskipun, aura creepy-nya emang tipis-tipis aja, ga pakai banget, namun tetap saja rasa terornya kerasa sampai ke pembaca. Saya jadi makin excited untuk baca karya Akiyoshi Rikako yang lain.
Untuk ending plot twistnya sudah pasti gak akan saya buka di sini. Silakan membaca dan temukan terornya Girls in The Dark.
Baca juga: The Psychology of Money, Pembelajaraan Mental untuk Menghadapi Adikuasa Uang
0 Comments
Post a Comment