Beberapa hari belakangan ini, aku lagi rajin membongkar lemari anak, di mana dia menyembunyikan buku jarahannya yang dia ambil dari lemariku. Ada beberapa buku yang berhasil terselamatkan, salah satunya adalah Save The Cat. Meski penampilannya sudah buluk, rasanya gak salah untuk menuliskan bahwa buku ini adalah salah satu buku yang oke untuk pembaca yang ingin menjajal jadi penulis.
Isi Buku Save The Cat
Aku tahu buku Save The Cat dari Youtube nya Raditya Dika. Waktu itu, dia lagi kunjungan ke rumah Hifzi, dan salah satu hal yang paling banyak dibahas di rumahnya adalah soal buku. Buku Save The Cat juga jadi pembahasan mereka di mana Radit bilang dia belajar menulis dari membaca buku ini. Wah sekali!
Makanya, aku yang kepo dan penasaran akhirnya merelakan uangku melayang ke toko buku untuk mendapatkan Save The Cat by Jessica Broody. Buku ini sendiri katanya ada dua jenis, ada yang untuk menulis novel ada juga yang untuk menulis skrip film. Nah, buku yang aku punya ini adalah jenis yang untuk menulis novel.
Secara umum, penulisnya ingin menjelaskan pada kita tentang pentingnya untuk membuat protagonis dalam sebuah cerita untuk terlihat menarik. Dia mengibaratkan bahwa semua karakter mungkin tidak akan terlihat penting bagi pembaca di awal bab, makanya dia perlu diberi misi untuk “menyelamatkan kucing” supaya tokoh ini bisa bersinar dan berharga di mata pembaca. Gambarannya kira-kira begitulah.
Makanya, dalam sebuah cerita penting bagi penulis untuk bisa memberikan protagonis: Masalah, Keinginan atau Tujuan mereka, dan Kebutuhan alias hikmah atau pelajaran yang bisa diambil.
Rasanya, setelah membaca dan banyak menonton cerita kita bisa sadar tentang sesuatu: makin kejam masalah menimpa protagonis rasanya ceritanya makin terasa seru. Misalnya aja nih, Little Women versi drakor, di mana tokoh utamanya adalah karakter yang diperankan Kim Go Eun. Ia sangat suka uang, tapi miskin; ingin menikah dengan lelaki kaya, tapi kena tipu dan jadi janda muda; serta kisahnya dimulai ketika ia berteman dengan karakter yang menilap uang gelap perusahaan sebanyak... lupa, pokoknya banyak, kira-kira sebesar gajimu seumur hidup dikali 1000.
Dari sini aja kita tahu bahwa Kim Go Eun mengalami masalah yang sejibun untuk bisa meraih keinginannya yang terlalu muluk. Masalahnya juga rasanya terlalu berat untuk kalangan rakyat jelata, makanya kita sebagai penonton makin berasa penasaran. Menjadi penulis kejam adalah sebuah koentji, remember that!
Drama 3 Babak di Buku Save The Cat
Secara garis besar, buku ini membagikan kisah dalam novel menjadi 3 babak dengan 15 bagian. Babak 1 berisi tentang persiapan set up, katalis, dan mulainya perdebatan di dalam protagonis; babak dua berisi tentang kehidupan protagonis setelah mereka memasuki dunia baru yang penuh masalah beserta keseruannya, titik tengah cerita, sampai dengan adanya titik tergelap ketika semua solusi yang ditempuh berasa gelap dan tidak adanya cahaya. Yah, untuk detailnya baca bukunya sendiri ya.
Babak terakhir tentang klimaks serta penutup di mana protagonis mendapatkan transformasinya setelah melewati rangkaian masalah nan kejam.
Secara standar, sebuah novel rata-rata memiliki bagian di atas. Buku ini juga banyak membahas novel-novel lawas untuk jadi bahan pretelan, bahan diskusi. Salah satunya adalah Harry Potter.
Menurut penulis buku save The Cat, Harry Potter adalah salah satu novel bergenre superhero, di mana tokoh utamanya menjalani begitu banyak kepedihan: orangtuanya mati, tinggal sama pamannya yang jahat, dan dibuli sama sepupunya.
Tapi, kehidupannya mulai berubah ketika pada hari ulang tahunnya ada sebuah surat dari sekolah sihir Hogwart, nah ini adalah kejadian katalis yang membuat protagonis mulai memasuki ‘dunia baru’ dengan lebih banyak masalah.
Setelah memutuskan untuk meninggalkan dunia muggle, Harry sadar bahwa ternyata dia terkenal karena memenangkan pertempuran dengan penyihir jahat Voldemort sehingga ada bekas luka di jidatnya. Nah, bagian ini mungkin masuk ke dalam babak 2, di mana Harry merasakan kebahagiaan semu di dunia barunya. Seperti semua pepatah, setelah bahagia selalu ada kesulitan, maka setelah ini Harry akan jauh lebih jungkir balik daripada sebelumnya.
Kira-kira begitulah buku Save The Cat membahas bagian per bagian dari banyak cerita yang dijadikan contoh.
Haruskan Mengikuti Pakem dari Save The Cat?
Hm, aku juga ga tahu ya. Pasti ada kisah di luar sana yang gak mengikuti pakem ini, di mana tokoh utamanya gak jelas, kisahnya malah salfok ke karakter lain, dan perkembangan tokoh utamanya cenderung lamban….. itulah dia anime Jujutsu Kaisen. Wkwkwk…
Mungkin saja teori liar yang bilang bahwa ada probabilitas Yuji bukanlah tokoh utama melainkan si Sukuna lah yang protagonisnya adalah sebuah kebenaran. Mungkin saja. Aih! Mungkin saja bukan Sukana yang jadi villain terakhir di anime ini, melainkan Gege Akutami itu sendiri, penulisnya. Mungkin saja.
Nah, pada akhirnya tidak ada sama sekali pakem dan batasan untuk menulis. Save The Cat hanyalah buku yang membantu pemula untuk bisa menulis kisah dengan runut. Ketika insting sudah setajam Haruki Murakami, maka tabrak pakem adalah halal. Kisahnya tetap bagus meski ending bukunya rata-rata ngenes dan membuat pembaca makin puyeng. Pada akhirnya, sama sekali tak ada batasan untuk sebuah kreatifitas.
Baca juga: Burning Heat, Kisah Dendam yang Mematikan Diri Sendiri
0 Comments
Post a Comment