Kemarin aku baca salah satu komentar netizen di X yang katanya pernah mendengar nasehat yang isinya kira-kira seperti ini: kalau sekiranya gak dapat pekerjaan yang settle di swasta, barulah mulai cari kesempatan untuk daftar PNS.
Menurut sebagian orang, terutama gen Z ini, pekerjaan PNS gak gitu menguntungkan dari segi pengembangan karir dan kompetensi. Masa depannya juga semakin terancam dengan adanya teknologi sehingga kemungkinan akan ada perubahan terkait pelayanan dengan masyarakat yang lebih efisien, tanpa perlu interaksi manusia lagi.Kalau komentar saudaraku yang masih kuliah dan masih berapi-api terkait pengembangan karir, dia gak tertarik dengan PNS karena pegawainya sebagian besar masih kacau, ga kerja sesuai ketentuan, yah bertentangan sama idealismenya yang masih hangat.
Semua komentar itu mungkin ada benarnya.
Tapi, yang namanya orang kacau dan gak kerja sesuai ketentuan sih bisa ditemukan di mana saja, gak cuman di PNS. Pengembangan karir juga sebenarnya cukup sulit dilakukan di swasta. Temanku pernah bekerja di swasta, di mana ia menyetor ijazahnya di sana. Saat resign, ada sejumlah uang yang perlu dibayar untuk menebus ijazahnya karena katanya ada kontrak kerja yang dilanggar. Selain itu, sertifikat pelatihan yang pernah ia dapatkan juga gak diberikan ke pegawainya. Luar biasalah.
Sementara itu, di sisi pemerintah juga tentunya punya sisi suram. Mungkin sebagian pembaca masih ingat tentang kasus pemerkosaan di salah satu kementrian, di mana korban adalah pegawai honor. Kasus ini sempat tersendat pengusutannya lalu viral dan akhirnya pelaku yang berjumlah 4 orang itu mendapatkan hukuman yang pantas. Yah begitulah, sisi pahit dan ketidakadilan memang akan selalu ada di manapun, di dimensi apapun, di multiverse Marvel sekalipun.
Pada akhirnya, manusia hidup sendiri-sendiri, sibuk masing-masing untuk menghadapi konsekuensi atas pilihannya yang berat. Seseorang yang memilih untuk berkarir di jalur swasta, selamat atas tantangannya setiap hari. Selamat atas gangguan dari atasan, bahkan pada hari libur.
Seseorang yang memilih untuk berkarir dengan usaha sendiri, maka selamat untuk berjuang tanpa mengenal hari libur. Selamat menghadapi pendewasaan diri yang sulit karena ketidakpastian yang datang silih berganti.
Seseorang yang memilih untuk ikut tes CPNS, selamat belajar karena tesnya sulit luar biasa. Makin ke sini, persaingan nilainya semakin tinggi sehingga usahanya perlu ditingkatkan. Sebaiknya sih, lihat dulu lowongan di Pemda, biasanya saingannya lebih sedikit dibandingkan dengan saingan di Kementerian. Sebisa mungkin untuk mencari lowongan yang jumlahnya lebih dari satu, berat banget lah kalau mesti bersaing untuk memperebutkan satu kursi dengan lawan yang bejibun.
Lalu, untuk tips mengerjakan tesnya bisa dilakukan dengan beli buku tes CPNS. Kalau gak ada modal, pinjam aja di aplikasi IPusnas. Tips mengerjakan soalnya juga tersedia di Youtube. Gak usah takut gagal sih, soalnya makin kenal dengan pola tesnya, makin jago lah ngerjainnya.
Hal yang biasanya jadi momok di tes CPNS adalah gak sempat mengerjakan semua soalnya atau asal isi sisa pertanyaan yang belum sempat dijawab. Nah, ini kan sayang banget ya, padahal sudah dibaca pertanyaannya aja jawabannya masih belum tentu benar, apalagi gak dibaca. Apa kata dunia?
Ada lagi tips untuk lulus tes CPNS dari temanku yang sekarang sudah jadi dosen. Ia bilang untuk mengerjakan dari bagian TKP terlebih dahulu karena bagian ini rentan salah. Jawaban yang tersedia rata-rata mirip, soalnya cukup panjang, sehingga perlu pemahaman untuk menjawabnya. Setelah itu, bagian TIU dan terakhir TWK.
Et, tapi ini tentunya gak bisa dijadikan pakem juga sih. Bagaimanapun semua orang punya cara tersendiri untuk bisa nyaman saat menghadapi waktu yang terbatas dengan segudang pertanyaan yang semuanya mesti dijawab dengan cepat. Jadi, masih mau ikut tes CPNS tahun 2024 ini?
Baca juga: Artikel Wajib Tahun Baru, Selamat Tinggal 2023
0 Comments
Post a Comment