Nulis buku fiksi emang sudah jadi mimpiku dari lama. Akan tetapi, setelah bergulat dengan tulisan, rasanya aku baru paham nulis fiksi gak semudah itu. Isi kepalaku masih lebih mudah mencerna pelajaran nulis nonfiksi atau nulis artikel serta opini. Tulisan fiksi itu kompleks, apalagi kalau kita berniat memasukkan (baik implisit atau eksplisit) fakta ke dalamnya, misalnya fakta sejarah, peristiwa, tokoh, atau lembaga.
Aku pernah baca bahwa Dan Brown membutuhkan uang yang cukup banyak untuk menulis buku fenomenalnya The Da Vinci Code demi bisa memasukkan fakta yang bisa dipertanggungjawabkan. Mungkin, itulah nikmatnya karya fiksi, penulis bisa memasukkan visi misi secara implisit ke dalam karyanya lalu berlindung pada sifat kefiksian itu sendiri. Pada akhirnya, yang paling aneh tetaplah fakta itu sendiri, bukan fiksi buatan manusia. Ahhh…. mancap.
Demi mewujudkan mimpi menulis fiksi, tahun ini aku mau banyak eksplore scene-scene romantis yang aku suka dari sumber untuk jadi rujukan buku fiksiku sendiri….nanti.
Scene Mao-Mao dan Jinsi-sama
Wah, kalau dari anime The Apothecary Diaries sih banyak banget adegan romantis yang jadi favoritku. Bagaimanapun, cinta yang gak jelas dan samar-samar akan selalu jadi primadona dalam cerita, walaupun hal ini emang enaknya dinikmati dalam drama aja.
Episode 9 yang berjudul Madu adalah salah fovoritku. Setelah Jinsi-sama memastikan kelayakan intuisi Mao-Mao dengan menempatkannya di salah satu rumah selir yang dicurigai, Jinsi menutup episode ini dengan adegan yang lucu sekaligus cute.
Ia mengerjai Mao-Mao dengan mengatakan ingin memberinya reward. Jinsi memasukkan tangannya ke dalam madu dan berjalan ke arah Mao-Mao sambil bertanya, apakah kau suka madu.
Mao-Mao jelas ogah untuk menerima reward dengan menjilat jari Jinsi yang penuh madu. Reflek, ia mundur terus menghindari Jinsi yang menyudutkannya sampai ke dinding.
Menurutku flirtingnya Jinsi lumayan kurang ajar, tapi cukup cute. Sebagai pembantu, Mao-Mao ga bisa menolak. Ia mempertimbangkan untuk menendang selangkangan Jinsi, tapi tak jadi. Ia memanggil Gao Shun, tapi beliau yang dipanggil pura-pura tak dengar. Lucu lah adegan ini mah.
Scene Kejar-kejaran di Lovestruck in The City
Kejar-kejaran di Lovestruck in The City termasuk salah satu adegan reunite pasangan yang cukup cute sih. Ji Chang Wook sebagai Park Jae Won yang kebetulan bertemu dengan Lee Eun Oh lantas langsung mengejarnya. Karena takut Lee Eun Oh kabur, ia berteriak dengan petugas kepolisian yang sedang berpatroli bahwa ada maling yang sedang membawa kabur kameranya.
Adegan ini lucu soalnya setelah Lee Eun Oh diborgol yang kaget malah Park Jae Woon itu sendiri. Dengan tujuan menenangkan Lee Eun Oh, Park Jae Won lantas memborgol dirinya bersama-sama. Cocok gilanya.
Scene Menolak Mantan di Yumi’s Cell 2
Adegan ketika Yumi menolak ajakan balikan dari mantannya, Goo Woong, menurutkku termasuk jajaran adegan hangat sekaligus memorable bagus. Entah kenapa, mungkin karena pengaruh musiknya yang bagus, adegan ini terasa manis banget. Yumi mengakui bahwa ia merasa sangat bersalah karena tidak memahami kesulitan Go Woong. Ia juga memberikan poster game Go Woong yang jadi proyek ambisiusnya selama mereka pacaran.
Ahh, segala sesuatu yang dihadapi dengan ketenangan dan kedewasaan itu memang always looked so damn cool! Btw, ini dia latar musik saat momen adegan penolakan itu terjadi di drama Yumi's Cell 2.
Romantic Killer
Anime Romantic Killer isinya emang kacau semua, minim romance, kebanyakan banyolnya aja. Mungkin salah satu yang punya kesan intim plus romance adalah ketika Anzu, yang merupakan tokoh cewek utama ‘dibuat’ jatuh di depan Kazuki. Ini asli kocak sih. Anzu yang kesal luar biasa sama si peri terpaksa pasang muka gentleman, karena biasanya kan yg maskulin yang ada di atas. Sementara itu, Kazuki yang di bawah bukannya terkejut tapi malah memangsa wajah random. Tokoh peri jodoh di anime ini emang ga gacor.
Ending di Welcome to Samdal-ri
Ending drama Welcome to Samdal-ri baru aja rilis tadi malam berbarengan dengan debat Cawapres yang super seru. Cerita endingnya memang sudah dapat diduga, namun ada detail bagus yang cucok banget sama tema drama ini.
Ketika Samdal hampir gagal melakukan pemarena bersama badan BMKG Jeju, ia memutuskan untuk melakukan pameran sendiri. Adegan di mana wartawan yang menuliskan skandalnya justru menjadi wartawan pertama yang masuk ke dalam pamerannya justru menjadi sentuhan manis yang tak terlupakan.
Pameran itu bertemakan gabungan antara Nae Salam dan cuaca. Tema ‘Nae Salam’ yang maknanya adalah ‘orangku’ ini memang spesial sih. Di episode pertama ketika skandalnya Samdal meledak, pameran kerja sama Nae Salam ini dibatalkan secara sepihak. Sekarang, ketika Samdal bangkit, tema ini dipakai lagi dengan isi yang berbeda total. Drama ini ingin menjelaskan bahwa orang-orangnya Samdal adalah orang yang selalu ada, bahkan di situasinya yang tersulit. Aaak, so swit.
Sudah lima ya adegan kece romance yang aku tulis di sini. Lanjutannya aku mau rekap adegan kematian paling kece dari drama atau anime. Sekian dulu senam jari hari ini, aku mau cuci piring dulu.
0 Comments
Post a Comment