Yap, aku menulis ini setelah mendapatkan pelatihan menulis lucu yang diadakan oleh Akal Buku, sebuah akun medoso toko buku punyanya Agus Mulayadi dan Kalis Mardiasih. Narasumber pelatihan ini adalah Agus Mulyadi, seorang influencer yang sudah menulis opini di banyak tempat, mulai dari website Mojok, Jawa Pos, serta menulis berbagai macam judul buku, sampai sekarang jadi pengisi tetap video pendek Mojok Mentok yang ada di Youtube.
Pelatihan menulis ini terbilang cukup singkat. Diskusinya sebentar tanpa ada latihan langsung menulis dari pesertanya. Aku pun mendengarkan pelatihan ini sambil masak untuk buka puasa, jadi emang sangat gak kondusif jam acaranya untuk emak-emak. Tapi okelah, karena pelatihan ini menyediakan buku gratis yang akan dikirim ke alamat peserta, video zoom, dan bahan materinya.
Untuk menjadi lucu ada beberapa teori yang diajarkan, salah satunya adalah dengan penulisan yang lucu. Aku bahas satu aja ya, hehehe, kebanyakan kalau harus ngebahas semua teorinya di sini.
Penulisan yang lucu menurut Agus Mulyadi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Kalau untuk aku sih, gampang saja, lihat saja postingan Agus Mulyadi di Instagramnya, isinya lucu semua. Beberapa materi juga diambil dari postingan media sosialnya.
Salah satu yang aku suka adalah Agus Mulyadi selalu bisa untuk membuat perumpamaan yang lucu. Misalnya saja ketika sang istri yang sedang hamil secara random minta diajak jalan ke museum, kemudian ke warung makan, lalu ia menuliskannya dengan begini:
Mengantarkan istri ke tempat random tentu bagi saya adalah kesenangan tersendiri, walau saya tentu harus menguatkan kuda-kuda. Awalnya candi yang mempresentasikan unsur kebudayaan, lalu warung yang mempresentasikan unsur ketahanan pangan.
(kurang lebih kalimatnya begini ya, aku gak bisa ngutip secara lengkap karena kalimatnya panjang banget)
Yah, dengan pengalaman jadi penulis Mojok dalam waktu lama rasanya saya gak heran beliau selalu punya idiom yang tepat untuk menggambarkan sesuatu dengan kesederhanaan yang tepat. Lucu tapi pas.
Ahhh, aku kadang sudah berusaha keras untuk jadi sosok yang lucu dalam menulis. Tapi, setelah baca hasilnya untuk yang kedua kali, rasanya aku jadi makin yakin kalau jalan ninja ini masih jauh. Menjadi karakter yang lucu dalam menulis rasanya belum tentu bisa dimainkan oleh semua pihak.
Kadang, ada saja narasi yang berusaha untuk lucu tapi ternyata jadi garing setelah dibaca. Ada juga narasi yang sebenarnya lucu, tapi tak bisa keluar value lucunya saat dibawakan dengan cara lisan. Yah, gimana ya. Pada akhirnya, untuk menjadi lucu latihan adalah jadi jalan satu-satunya untuk pergi ke arah sana.
Berhubung ini adalah artikel tentang penulisan lucu, aku mau kasi tebak-tebakkan di akhir artikel.
Buah apa yang berbahaya?
Buahantu
Buah apa yang seram?
Buahaya
Baca juga: Bento dan FOMO
0 Comments
Post a Comment