Joki yang jadi masalah di Twitter adalah joki skripsi yang sedang membludak, sehingga hal ini jadi terlihat mencolok ketika mahasiswa jadi gak bisa jawab pertanyaan di sidang. Yah, gimana ya, emang tulisan si joki gak ente baca dulu sebelum sidang? Tapi, yah namanya juga dibuatkan orang lain, wajar aja sih kalau jadi gak bisa jawab kalau ada pertanyaan seputar skripsinya sendiri yang lumayan detail.
Hal ini tentunya jadi concern tersendiri sih. Padahal kan ya, menyusun skripsi adalah ajang latihan mahasiswa untuk bisa melakukan percobaan, melakukan penelitian kecil-kecilan, dan ajang latihan untuk bisa menulis ilmiah, tapi justru momen ini dilewati begitu saja dengan menggunakan jasa joki.
Hehehe, aku juga lumayan galau ketika lagi nyusun skripsi. Em, bisa dibilang, momen ketika nyusun skripsi adalah momen berat buat aku yang dulu. Lagi patah hati, teman-teman sudah sibuk menyusun masa depan sendiri, lalu tetap ditekan untuk buat skripsi. Rasanya jadi makhluk paling malang di muka bumi… waktu itu.
Mungkin, salah satu hal yang membuat skripsi jadi terlihat sesuatu yang sulit adalah umur mungkin ya. Rasanya umur 20-an waktu itu, aku merasa belum jadi dewasa secara sepenuhnya, masih ingin terus bergantung dan dimudahkan. Akan tetapi, tentu saja kemudahan tidak akan berlangsung selamanya. Kira-kira dari titik inilah, manusia kecil menjadi dewasa secara perlahan dengan mengusahakan semuanya sendiri, yah meski bayar uang kuliahnya tetap pakai uang ortu, hahaha.
Sekarang setelah jadi manusia 30-an, rasanya aku bisa melihat bahwa membuat skripsi adalah pekerjaan yang cenderung lebih ringan dibandingkan dengan bekerja dan menghadapi ketidakpastian. Momen ketika masih berstatus menjadi anak, hidup dibiayai, dilindungi, dan disayangi secara penuh adalah momen paling mudah dan menyenangkan dalam fase kehidupan.
Yah, bukannya menjadi dewasa tidak menyenangkan, sih. Tapi, rasanya kebebasan adalah satu-satunya hal yang menyenangkan dari menjadi dewasa.
Makanya, sayang banget kalau harus pakai joki untuk menyelesaikan satu tahap lagi perjalanan untuk menjadi orang dewasa. Momen mengerjakan skripsi itu ibarat training dan pelatihan menuju dunia bekerjanya orang dewasa, yang perlu disiasati dengan komunikasi yang baik, negosiasi, effort maksimal, dan tentu saja konsistensi yang hakiki.
Yah, penggunaan joki mungkin akan menuntun kita menuju proses instan yang lain. Enggan bekerja keras, enggan menunda kesenangan, enggan menabung, enggan menunggu kamu… Penggunaan joki yah gak seharusnya sih dilakukan. Jadi, jangan sampai ada lah orang yang menormalisasi penggunan joki.
Penggunaan joki bukan cuma menambah tabungan dosa, hahaha, karena melakukan penipuan, tapi juga tentunya mencederai karya ilmiah dari universitas kamu sendiri. Meskipun, memang penggunaan joki akan mengurangi pengangguran karena membuka lowongan pekerjaan baru (sebagai joki) tapi sekaligus menambah pengangguran di masa depan dengan skill dan effort yang minimal.
Btw, sekarang joki ada banyak jenisnya, bukan cuma joki skripsi, tapi ada joki strava untuk posting track jogging sampai joki hafalan quran di kampus tertentu sebagai syarat KKN (ini serius ada, iparku yang cerita). Yah, pada akhirnya kehidupan ini adalah ilusi, joki adalah satu-satunya yang hakiki, hahaha. Mari kita tidur siang saja lagi.
0 Comments
Post a Comment