Belakangan ini aku lagi nyandu banget baca komik petualangan bapaknya Shinchan mencari restoran makan siang: Hiroshi Nohara's Lunch Style. Isi buku ini sederhana banget, no konflik, dan emang menghibur dengan cara menonjolkan kelezatan makanan Jepang. 


Hiroshi Nohara’s Lunch Style

Sebagai budak korporat sejati, Hiroshi Nohara harus melakukan banyak kesibukan yang membuatnya lelah secara fisik dan mental. Salah satu cara dirinya untuk healing adalah dengan memilih berbagai restoran dengan menu yang berbeda setiap harinya. Secara singkat, memang hanya inilah inti komik dari Hiroshi Nohara’s Lunch Style. Sudah.


Tapi, tentu saja aku yang sudah dewasa ini tetap saja ketagihan dengan komik ini sampai akhirnya memborong komiknya sekaligus. Awalnya, sih hanya coba-coba… saya beli satu, namun akhirnya aku beli online sebanyak 5 volume lagi. Itulah… rasanya sudah lama sekali aku ketagihan dengan buku komik, rasanya enak juga masih memiliki keinginan sendiri yang receh seperti ini.


Menu Makanan di Hiroshi Nohara’s Lunch Style


Hiroshi Nohara’s Lunch Style

Sebagi komik Jepang, tentu saja buku komik Hiroshi Nohara’s Lunch Style akan menyajikan menu khas Jepang seperti kari, karage, ramen, dan lainnya. Tapi, makin naik volume, buku ini menyajikan cerita dengan menu yang makin tradisional dan kedaerahan. 


Pada volume 1, petualangan Hiroshi berkeliling pada makanan Jepang yang pada umumnya sudah kita ketahui seperti nasi kari, yakisoba, pancake, sushi, steak, dan burger. Namun, pada volume ada sudah ada satu atau dua menu yang namanya asing untuk orang luar Jepang seperti kita ini, misalnya nabeyaki atau sanma-men. 


Pada volume 8, pembahasannya bukan lagi nama-nama menu yang kita semua tak pernah dengar, tapi sudah mengeluarkan menu yang namanya pun terlalu asing untuk kita ketahui, misalnya obanzai set meal ala Kyoto, katsuo no tataki yang sebenarnya adalah menu ikan bakar dengan saus buah jeruk, dan juga hegisoba yang memang adalah mi soba.


Gak melulu soal makanan, Hiroshi juga diceritakan mengalami pasang surut dalam pekerjaan yang ia lakukan. Salah satu cerita yang menurutku menarik adalah ketika Hiroshi dan koleganya makan siang bersama dan menceritakan kelakuan buruk atasannya. Nah, atasan yang menyebalkan ini ternyata ada di ruangan samping dan mengetahui kalau ia digosipkan oleh bawahannya. Sang atasan yang mengesalkan ini mengancam Hiroshi akan membuatnya dimutasi dari kantornya di Tokyo. “Aku akan mendepakmu dari kantor pusat. Kau pun terpaksa harus menjual rumahmu atau mesti terpisah dari istri dan anak-anakmu,” sambil ketawa jahat.


Namun, karena ini adalah kisah tentang kulineran Hiroshi, sang atasan lah yang ternyata harus pindah karena terbukti melakukan kesewenangan di kantor. Ck, real life gak seindah itu (hiks, mamak).


Ada pula kisah ketika Hiroshi menemani rekan kerjanya makan di restoran pancake yang sangat terkenal. Pengunjung bahkan sampai berbaris untuk bisa menikmati pancake mereka yang sudah legendaris. Isi barisan itu tentu saja gak jauh- jauh dari wanita dan emak-emak, di mana Hiroshi dan rekannya terlihat mencolok karena menjadi bapak-bapak kantoran yang antri di restoran itu. 


Kesan Pesan Komik Hiroshi Nohara’s Lunch Style


Hiroshi Nohara’s Lunch Style

Meski terkesan sederhana dan datar aku sangat menikmati kisah petualangan Hiroshi dalam mencari restoran makan siang di sela istirahat siangnya. Rasanya, buku ini wujud sempurna dari cara mempromosikan makanan di sebuah negara. Kayaknya penulisnya emang memakai buku ini untuk mempopulerkan hidangan Jepang, deh. 


Kalau Indonesia mau pakai cara yang sama, mungkin bisa tuh kerjasama dengan Juki. Isi komiknya tentang promo makanan daerah, misalnya gado-gado, nasi padang, atau nasi pecel. Nanti, makan lama makin kedaerahan banget misalnya ikan arsik dari Sumatera Utara, rawon dari Jawa Timur, gudeg dari Yogyakarta, banyak kan? Konfliknya bisa misalnya Juki jadi guide orang bule, atau Juki yang lagi perjalanan dinas (hahaha). Itu dulu aja deh, aku mau cuci piring. Selamat menikmati komik Hiroshi Nohara’s Lunch Style.


Baca juga: Review Buku Pasta Kacang Merah, Novel Hangat nan Manis